Mola Hidatidosa

Oleh: Gita Kostania

Mola hidatidosa merupakan suatu kehamilan yang tidak normal, yaitu suatu perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Karakteristik mola hidatiosa dapat berbentuk komplet/klasik dan bentuk inkomplit/parsial, yaitu tidak ada jaringan embrio dan ada jaringan embrio.

Mola

Gambar 1. Mola Hidatidosa

Mola komplit atau klasik ini terjadi akibat fertilisasi sel telur yang intinya telah hilang atau tidak aktif, sehingga mola tidak mengandung hasil konsepsi (janin, plasenta, membrane amniotic atau air ketuban). Mola berbentuk tumor jinak (benigna), menyerupai setangkai buah anggur yang warnanya putih, menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (hCG), serta masing-masing vesikel yang dipenuhi cairan ini menyerupai mata ikan. Vesikel-vesikel hidropik (berisi cairan) ini merupakan sel-sel trophoblastik (jaringan placenta yang berkembang abnormal), tumbuh dengan cepat sehingga menyebabkan rahim tumbuh menjadi lebih besar dari usia kehamilan yang seharusnya.

Pada kehamilan dengan mola inkomplit atau parsial, terdapat janin yang tidak hidup atau cairan amnion. Pada kasus yang jarang terjadi, dapat ditemukan kehamilan kembar yang terdiri atas satu janin normal dan plasenta, serta satu mola.

Molar pregnancy-Twin

Gambar 2. Kehamilan Ganda dengan Mola Hidatidosa

Oleh karena darah meternal tidak terhubung ke placenta, maka pada kehamilan mola dapat terjadi perdarahan ke dalam rongga rahim dan timbul perdarahan melalui vagina. Pada sekitar 3% kehamilan, mola dapat berkembang menjadi koriokarsinoma (suatu neoplasma ganas yang tumbuh dengan cepat).

DSC_1850

Gambar 3. Gambaran Mola yang Mangalami Ekspulsi perVaginam

Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor predisposisi diantaranya: faktor ovum (ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan), stimulasi ovum menggunakan Clomifen (Clomid), imunoselektif dari tropoblast, keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi, kekurangan protein, infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

Gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa. Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke 14 – 16 dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam.

Di bawah ini merupakan tanda dan gejala serta komplikasi mola hidatidosa, dapat juga dijadikan acuan dalam mengumpulkan data dasar:

  1. Mual dan muntah yang menetap, seringkali menjadi parah.
  2. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar), pada palpasi tidak terdapat bgian-bagian janin, tidak terdengar denyut jantung janin, tidak ada aktivitas janin.
  3. Terjadi perdarahan uterus, yang dapat dimulai pada minggu ke-12. Bercak darah atau mungkin perdarahan hebat dapat terjadi. Namun biasanya hanya terjadi pengeluaran lender bercampur darah, cnderung berwarna merah daripada coklat yang terjadi secara intermitten atau terus menerus.
  4. Sesak nafas.
  5. Nyeri tekan pada ovarium, dan terdapat pembesaran ovarium (theca lutein cyst).
  6. Gejala-gejala hipertitoidisme: seperti intoleransi panas, gugup, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab.
  7. Gejala-gejala pre-eklampsi atau eklamsi sebelum usia kehamilan 24 minggu, seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah, dan proteinuria (terdapat protein pada air seni).

Data lain yang dapat dikaji adalah melalui hasil pemeriksaan ultrasonografi (pola khas gambaran badai salju). Evaluasi klinik yang dapat dilakukan bidan focus pada: riwayat haid terakhir dan kehamilan, riwayat perdarahan tidak teratur atau spotting, dan pelunakan serviks dan korpus uteri, serta tes/uji kehamilan dengan menggunakan urin.

Referensi:

  1. Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.
  2. Cunningham, et.al. 2010. E-book Williams Obstetrics, edisi 23. The Mc Graw-Hill Companies, USA.
  3. Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.
  4. Mochtar. 2002. Synopsis Obstetri, edisi 2. EGC, Jakarta.
  5. Varney, Kriebs, Gegor. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. EGC, Jakarta.

2 komentar pada “Mola Hidatidosa

  1. Ping-balik: Mengidentifikasi Penyulit dan Komplikasi Kehamilan | Oshigita's Page

  2. Penjelasan yang sangat bermanfaat terjadinya kehamilan yang tidak normal, sehingga harus rutin control sejak kehamilan karena dapat berakibat fatal

Tulis komentar