Kehamilan Ektopik

Oleh: Gita Kostania

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang berimplantasi di luar cavum uteri. Kehamilan ekstrauteri ini terjadi karena abnormalitas yang menghambat atau mencegah perjalanan ovum yang telah dibuahi spermatozoon (blastosit) melalui tuba falopii untuk tertanam di endometrium cavum uteri. Kehamilan ektopik ini diklasifikasikan menurut tempat implantasinya. Tempat yang mungkin untuk terjadinya kehamilan ektopik adalah pada: tuba falopii (ampula, istmus, interstisial, fimbria, ligamen tuba-ovarium), ovarium, cerviks dan abdomen.

KET

Gambar 1. Tempat terjadinya Kehamilan Ektopik

Faktor predisposisi terjadinya kehamilan ektopik adalah: infeksi pelvis, alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, curettage berulang, dan riwayat pembedahan tuba.

Tanda dan gejala terjadinya kehamilan ektopik pada kehamilan ektopik dini diantaranya: terlambat haid, adneksa terasa penuh, dan nyeri tekan pada abdomen. Pada kehamilan ektopik dini yang terganggu atau yang sudah mengalami rupture (50% kasus), gejalanya: amenore atau waktu menstruasi yang abnormal diikuti dengan perdarahan Rahim yang ringan, terdapat massa di adneksa atau cavum Douglasi, dan nyeri pada pelvis unilateral dimana terdapat massa. Hasil curretase, bisa ditemukan desidua tanpa villus.

Apabila terjadi rupture yang akut, maka ditandai dengan: nyeri hebat yang menusuk-nusuk pada abdomen bawah disertai penurunan tekanan darah dan tanda-tanda lain terjadinya syok dengan jumlah perdarahan yang tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang keluar dari vagina, atau nyeri alihan pada leher dan bahu, serta saat pemeriksaan dijumpai adanya nyeri tekan pada abdomen dan nyeri pada saat dilakukan pemeriksaan dalam.

Pada kehamilan ektopik terganggu yang kronis, dimana terjadi rupture pada tuba yang sudah kronis, maka perdarahan internal biasanya lambat dan gejala biasanya atipikal atau tidak konklusif. Selain perdarahan pervaginam yang ringan dengan darah berwarna gelap, gejala lainnya: panggul terasa penuh atau tertekan, nyeri tekan di abdomen bagian bawah, flatulen, teraba tegang dan mengalami nyeri tekan dan semi kistik, serta meraba massa di cavum Douglasi, gejala demam ringan, lekositosis, dan hematocrit atau kadar hemoglobin rendah dapat ditemukan.

Timbulnya rasa nyeri saat pemeriksaan dalam dilakukan diakibatkan oleh penuhnya ruang cul-de-sac oleh darah sehingga forniks posterior vagina menonjol. Sedangkan nyeri pada leher dan bahu dapat timbul akibat iritasi diafragma yang berasal dari darah di dalam rongga peritoneum, terutama saat ibu menarik nafas.

KET-ruptur

Gambar 2. Kehamilan Ektopik Terganggu (terjadi ruptur)

KET-abdomen

Gambar 3. Kehamilan Ektopik di Abdomen

Pengumpulan data yang dapat dilakukan untuk dapat memperkirakan kasus ini, meliputi:

  1. Pada pemeriksaan panggul: akan menimbulkan nyeri yang cukup hebat, khususnya setip kali terjadi gerakan cerviks, dapat juga tidak terjadi nyeri sama sekali.
  2. Pada palpasi: teraba massa lunak dan lentur di sisi posterior atau leteral terhadap uterus.
  3. Hasil inspeksi pada jalan lahir (vagina atau cerviks): lapisan desidua uterus keluar seluruhnya.
  4. Pada anamnesis: tanyakan apakah ibu merasakan nyeri pada daerah leher dan bahu.
  5. Anamnesis: tanyakan juga tentang nyeri abdomen akut di bagian abdomen atas atau bawah, nyeri dapat dirasakan unilateral, bilateral atau menyeluruh.
  6. Tanyakan tentang terjadinya diare dan tekanan pada rectum.
  7. Pada pemeriksaan kehamilan menggunakan air kencing hasil negative, karena kadar gonadotropin chorionic sangat rendah.
  8. Hasil pemeriksaan laboratorium: jumlah leukosit bisa berada pada batas normal atau mencapai 30.000, karena terjadi proses peradangan.

Referensi:

  1. Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.
  2. Cunningham, et.al. 2010. E-book Williams Obstetrics, edisi 23. The Mc Graw-Hill Companies, USA.
  3. Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.
  4. Mochtar. 2002. Synopsis Obstetri, edisi 2. EGC, Jakarta.
  5. Varney, Kriebs, Gegor. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. EGC, Jakarta.

3 komentar pada “Kehamilan Ektopik

  1. Ping-balik: Mengidentifikasi Penyulit dan Komplikasi Kehamilan | Oshigita's Page

Tulis komentar