Inkompetensi Cerviks

Inkompetensi serviks merupakan suatu kondisi dimana serviks tidak dapat mempertahankan ketahanan uterus sampai janin viabel. Inkompetensi cerviks ditandai dengan dilatasi serviks tanpa rasa nyeri, tanpa disertai tanda-tanda persalinan atau kontraksi rahim pada trimester kedua atau awal trimester ketiga, dapat terjadi abortus spontan atau persalinan preterm.

Umumnya ibu datang ke petugas kesehatan dengan keluhan perdarahan pervaginam, merasakan adanya tekanan pada panggul, dan ketuban pecah sebelum waktunya. Bagi ibu dangan inkompetensi serviks, rangkaian peristiwa ini akan berulang pada kehamilan berikutnya berapapun jarak antar kehamilan. Tanyakan pada ibu riwayat kehamilan, mengenai adanya abortus berulang, yaitu minimal dua kali abortus pada pertengahan trimester kedua tanpa disertai tanda-tanda persalinan, ataupun riwayat persalinan preterm yang terjadi pada awal trimester ke-tiga.

Faktor resiko dan penyebab terjadinya inkompetensi cerviks adalah:

  1. Riwayat keguguran pada usia kehamilan 14 minggu atau lebih
  2. Riwayat laserasi cerviks menyusul persalinan pervaginam atau melalui operasi caesar
  3. Pembukaan cerviks berlebihan disertai kala dua yang memanjang pada kehamilan sebelumnya
  4. Ibu berulangkali mengalami abortus elektif pada trimester pertama atau kedua (kuretase berulang)
  5. Sebelumnya ibu mengalami eksisi sejumlah besar jaringan cerviks (conization pada penderita kanker cerviks)
  6. Cerviks pendek atau anomali rahim
  7. Ibu hamil yang mengkonsumsi Dietilstilbesterol (DES), suatu estrogen sintetis.

Apabila seorang wanita memiliki faktor resiko dan gejala seperti di atas, maka bidan mutlak berkonsultasi dan melakukan rujukan. Penatalaksanaan yang dilakukan dokter adalah dengan terapi aktif dan konservatif.

Terapi konservatif dilakukan apabila hasil pemeriksaan, kehamilan masih dapat dipertahankan. Tindakan  yang dilakukan adalah istirahat baring, hidrasi, pemberian tokolisis (inhibisi kontraksi rahim), dilakukan juga pemeriksaan vagina menggunakan ultrasonografi setiap minggu atau setiap dua minggu sekali untuk mengukur panjang cerviks. Apabila hasil pengukuran cerviks tiap minggu mengalami pemendekan, maka dilakukan penanganan aktif.

Terapi aktif diberikan pada ibu dimana ketika datang ke petugas kesehatan sudah terjadi penipisan dan pembukaan cerviks, tekanan pada panggul, atau perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya. Apabila ketuban masih utuh, janin masih hidup, cerviks masih dapat diperbaiki, maka akan dilakukan cerclage (suatu teknik jahitan pada cerviks yang tidak kompeten dengan benang yang tidak dapat diserap). Tipe cerclage yang akan digunakan disesuaikan dengan situasi klinis, panjang cerviks, pembukaan cerviks, dan pengalaman dokter yang menangani. Teknik kedua adalah dengan melakukan pemasangan suatu ikatan untuk mempertahankan cerviks tetap menutup, disebut prosedur shirodkar. Hal ini dapat memungkinkan benang ikatan dibiarkan di tempat secara permanen untuk ibu yang mengharapkan hamil lagi di kemudian hari, dengan proses persalinan melalui operasi sesarea.

Cerclage

Gambar 1. Gambaran Cerclage

 

Shirodkar

 

Gambar 2. Gambaran Pemasangan Shirodkar

Pengkajian data yang dilakukan untuk dapat memperkirakan terjadinya inkompetensi cerviks, meliputi:

  1. Tanda dan gejala yang muncul sebelum, selama dan setelah keguguran (missal: perdarahan, kram/kontraksi, nyeri suprapubis, nyeri punggung bagian bawah, tekanan pada vagina atau abdomen bawah, rabas vagina tanpa tanda dan gejala infeksi vagina, ketuban pecah), dan kapan kapan tanda dan gejala tersebut muncul kaitannya dengan persalinan.
  2. Usia kehamiln pada saat masing-masing keguguran terjadi.
  3. Kelainan kongenital pada janin yang dihasilkan pada aborsi sebelumnya.
  4. Riwayat kematian janin pada awal kehamilan dalam keluarga.
  5. Riwayat trauma pada cerviks pada persalinan sebelumnya.
  6. Riwayat trauma lain pada cerviks atau pembedhan pada cerviks.

Referensi:

  1. Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.
  2. Cunningham, et.al. 2010. E-book Williams Obstetrics, edisi 23. The Mc Graw-Hill Companies, USA.
  3. Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.
  4. Mochtar. 2002. Synopsis Obstetri, edisi 2. EGC, Jakarta.
  5. Varney, Kriebs, Gegor. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. EGC, Jakarta.

3 komentar pada “Inkompetensi Cerviks

  1. Ping-balik: Mengidentifikasi Penyulit dan Komplikasi Kehamilan | Oshigita's Page

  2. Berapa % kah tingkat keberhasilan pada saat pegikatan untuk seorang yang terindikasi inkompetent cervik..??
    Mohon penjelasannya..??

Tulis komentar