Oleh: Gita Kostania
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Viabilitas janin dicapai pada sekitar minggu ke-22 sampai minggu ke-24 dengan berat janin lebih dari 500 gram atau lingkar kepala lebih dari 18 cm. Abortus dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: abortus spontan, yang disebabkan oleh sebab-sebab yang alami; abortus terapeutik, yang disebabkan oleh kesengajaan penghentian kehamilan karena alasan medis; dan abortus elektif yang dilakukan karena alasan pribadi. Pada bahasan ini, hanya akan dibahas mengenai abortus spontan.
Abortus spontan dapat terjadi karena: gangguan sistem endokrin (kadar progeteron yang tidak normal); kelinan pada kelenjar thyroid; diabetes yang tidak terkontrol; kelainan pada alat reproduksi; infeksi sistemik atau infeksi di endometrium (penyebab: rubella, cytomegalovirus, herpes genital aktif, toksoplasma, Chlamidia, Treponema, Listeria, dan Mycoplasma), penyakit autoimun (lupus eritematosus); dan factor genetik. Diagnosis abortus spontan terjadi dalam beberapa jenis, yaitu: abortus mengancam (abortus iminens), abortus yang tidak bisa dihindari dan sedang terjadi (abortus insipiens), abortus dengan janin meninggal dalam rahim (missed abortion), dan abortus dengan sebagian janin sudah keluar dari cavum uteri (abortus inkompletus).
Abortus spontan dapat terjadi berulang-ulang, disebut juga abortus habitualis, yaitu abortus spontan yang terjadi tiga kali atau lebih sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Abortus yang terjadi dan disertai gejala infeksi disebut abortus septik.
Abortus Iminens
Abortus iminens merupakan abortus yang mengancam. Setiap kali terjadi perdarahan pada awal kehamilan, dapat dimungkinkan terjadi abortus iminens. Abortus iminens ini dapat disertai nyeri akibat kram pada abdomen bawah atau nyeri pada punggung bawah, tetapi umumnya tidak disertai nyeri. Abortus iminens ditandai dengan adanya bercak darah, dan serviks (Ostium Uteri Eksternum/ OUE) menutup. Penatalaksanaan dilakukan dengan istirahat, mencegah stress dan menghindari orgasme.
Gb.1. Gambaran terjadinya Abortus Imminens
Abortus Insipiens dan Abortus Inkompletus
Abortus insipiens merupakan abortus spontan yang sedang berlangsung. Hal ini terjadi ketika ada pembukaan serviks / OUE, atau pecahnya selaput ketuban disertai perdarahan dan nyeri pada abdomen bawah dan punggung, tidak disertai dengan pengeluaran hasil konsepsi. Sedangkan abortus inkompletus adalah abortus spontan yang terjadi dimana terdapat pengeluaran sebagian hasil konsepsi. Apabila pengeluaran hasil konsepsi telah terjadi seluruhnya, maka disebut dengan abortus kompletus. Penatalaksanaannya adalah: konsultasi dengan dokter untuk terminasi kehamilan (pada abortus insipiens dan abortus inkompletus). Pada abortus kompletus biasanya tidak diperlukan tindakan. Pengawasan yang dapat dilakukan bidan adalah dengan evaluasi jumlah perdarahan dan hasil konsepsi yang keluar, serta pengukuran suhu tubuh ibu yang dievaluasi setiap empat jam, apabila suhu tubuh melebihi 380C perlu diwaspadai terjadinya infeksi.
Gb.2. Gambaran terjadinya Abortus Insipiens
Gb.3. Gambaran terjadinya Abortus Inkomplit
Gb.4. Gambaran terjadinya Abortus Kompletus
Missed Abortion
Pada abortus jenis ini, janin telah meninggal, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam rahim ibu selama beberapa jangka waktu tertentu (dua minggu atau lebih) karena mungkin tidak terjadi perdarahan, OUE masih tertutup dan abortus spontan tidak terjadi. Tanda dan gejala terjadinya missed abortion diantaranya: terdapat bercak darah (spotting) atau perdarahan yang banyak dapat disertai nyeri abdomen atau punggung (bisa ya, bisa tidak); ukuran rahim mengecil dari ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilan; apabila sebelumnya ibu sudah merasakan gerakan janin, maka gerakan janin tidak dirasakan lagi; kelenjar payudara yang sebelumnya mengalami perubahan, kembali ke keadaan semula; saat pemeriksaan dilakukan, tidak terdengan bunyi denyut jantung janin.
Apabila seorang wanita dicurigai mengalami missed abortion, maka programkan segera untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memastikan kematian janin. Pada kasus ini, ibu beresiko mengalami gangguan pembekuan darah (Disseminated Intravascular Coagulopathy/DIC). Untuk itu, tindakan segera yang dilakukan adalah pengeluaran hasil konsepsi.
Gb.5. Gambaran terjadinya Missed Abortion
Pengkajian Tipe Abortus dan Penatalaksanaannya:
No. |
Tipe Abortus |
Jumlah Perdarahan |
Kram Rahim |
Pengeluaran Jaringan |
Jaringan pada Vagina |
Ostium Uteri Interna (OUI) |
Ukuran Rahim |
Penatalaksanaan |
1 | Iminens | Sedikit | Ringan | Tidak ada | Tidak ada | Tertutup | Sesuai UK | Tirah baring, sedasi (anastesi), hindari stress dan orgasme. |
2 | Insipiens | Sedang | Sedang | Tidak ada | Tidak ada | Terbuka | Sesuai UK | Terminasi kehamilan (kuretase dan dilatasi). |
3 | Inkomplet | Banyak | Berat | Ada | Mungkin ada | Terbuka dengan jaringan di dalam cerviks | Lebih kecil UK | |
4 | Komplet | Sedikit | Ringan | Ada | Mungkin ada | Tertutup | Lebih kecil UK | Tidak perlu intervensi jika kontraksi rahim cukup kuat untuk menahan perdarahan dan jika tidak ada infeksi. |
5 | Missed |
AbortionSedikitTidak adaTidak adaTidak adaTertutupLebih kecil UKJika evakuasi spontan tidak terjadi dalam satu bulan, kehamilan diterminasi dengan cara yang sesuai dengan usia kehamilan. Faktor-faktor pembekuan darah dipantau sampai rahim kosong. Dapat terjadi DIC dan gangguan pembekuan darah disertai perdarahan yang tidak bisa dikendalikan pada kasus kematian janin setelah minggu ke-12, dan jika produk kehamilan tertahan labih dari lima minggu.6SeptikBervariasi:
Berbau disertai demamBervariasi, disertai demamBervariasi, disertai demamBervariasi, disertai demamBiasanya terbuka, disertai demamSesuai atau lebih kecil UK disertai nyeri tekanTerminasi kehamilan segera dengan metode yang sesuai untuk usia kehamilan. Pemeriksaan biakan dan sensitivitas cerviks dilakukan dan terapi antibiotik spektrum luas dimulai. Pengobatan septik syok dimulai, jika perlu.
Referensi:
- Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.
- Cunningham, et.al. 2010. E-book Williams Obstetrics, edisi 23. The Mc Graw-Hill Companies, USA.
- Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.
- Mochtar. 2002. Synopsis Obstetri, edisi 2. EGC, Jakarta.
- Varney, Kriebs, Gegor. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. EGC, Jakarta.