Kebutuhan Psikologis Ibu Bersalin

Oleh: Gita Kostania

Kebutuhan psikologis pada ibu bersalin merupakan salah satu kebutuhan dasar pada ibu bersalin yang perlu diperhatikan bidan. Keadaan psikologis ibu bersalin sangat berpengaruh pada proses dan hasil akhir persalinan. Kebutuhan ini berupa dukungan emosional dari bidan sebagai pemberi asuhan, maupun dari pendamping persalinan baik suami/anggota keluarga ibu. Dukungan psikologis yang baik dapat mengurangi tingkat kecemasan pada ibu bersalin yang cenderung meningkat.

Dukungan psikologis yang dapat diberikan bidan untuk dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu adalah dengan membuatnya merasa nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan: membantu ibu untuk berpartisipasi dalam proses persalinannya dengan tetap melakukan komunikasi yang baik, memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan, membantu ibu untuk menghemat tenaga dan mengendalikan rasa nyeri, serta mempersiapkan tempat persalinan yang mendukung dengan memperhatikan privasi ibu.

Secara terperinci, dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat diberikan dengan cara: memberikan sugesti positif, mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan selama persalinan, dan membangun kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.

 1. Pemberian Sugesti

Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh pada ibu dengan pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti yang diberikan berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan memotivasi ibu untuk melalui proses persalinan sebagaimana mestinya. Menurut psikologis sosial individu, orang yang mempunyai keadaan psikis labil akan lebih mudah dipengaruhi/mendapatkan sugesti. Demikian juga pada wanita bersalin yang mana keadaan psikisnya dalam keadaan kurang stabil, mudah sekali menerima sugesti/pengaruh.

Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin diantaranya adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan normal, ucapkan hal tersebut berulang kali untuk memberikan keyakinan pada ibu bahwa segalanya akan baik-baik saja. Contoh yang lain, misal saat terjadi his/kontraksi, bidan membimbing ibu untuk melakukan teknik relaksasi dan memberikan sugesti bahwa dengan menarik dan menghembuskan nafas, seiring dengan proses pengeluaran nafas, rasa sakit ibu akan berkurang.

Sebaiknya bidan selalu mengucapkan kata-kata positif yang dapat memotivasi ibu untuk tetap semangat dalam menjalani proses persalinan.  Inti dari pemberian sugesti ini adalah pada komunikasi efektif yang baik. Bidan juga dituntut untuk selalu bersikap ramah dan sopan, dan menyenangkan hati ibu dan suami/keluarga. Sikap ini akan menambah besarnya sugesti yang telah diberikan.

 2. Mengalihkan Perhatian

Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang sebenarnya. Secara psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan bidan tetap fokus pada rasa sakit itu dengan menaruh rasa empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru akan bertambah.

Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan misalnya adalah dengan mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau, mendengarkan musik kesukaannya atau menonton televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu masih tetap merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-upaya mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan atau pijatan harus tetap dilakukan.

 3. Membangun Kepercayaan

Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan. Ibu bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan secara normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka secara psikologis telah mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap dan berperilaku positif selama proses persalinan berlangsung sehingga hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan ibu.

Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai kepercayaan pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan mampu melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai standar, didasari pengetahuan dasar dan keterampilan yang baik serta mempunyai pengalaman yang cukup. Dengan kepercayaan tersebut, maka dengan sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan nyaman selama proses persalinan berlangsung.

Rangkuman

Pemenuhan kebutuhan psikologis pada ibu bersalin harus diperhatikan dengan baik oleh bidan, karena keadaan psikologis ibu bersalin sangat berpengaruh pada proses dan hasil akhir persalinan. Kebutuhan ini berupa dukungan emosional baik dari bidan maupun pendamping persalinan (suami/anggota keluarga).

Komunikasi efektif antara bidan dengan ibu bersalin dan pendamping persalinan, merupakan poin terpenting dalam pemenuhan kebutuhan psikologis ibu bersalin.

Kebutuhan psikologis ibu bersalin dapat  terpenuhi dengan baik melalui upaya: memberikan sugesti positif, mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan selama persalinan, dan membangun kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.

Referensi:

Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_darah: Glukosa Darah. Diakses pada Rabu, 3 Juli 2013, 10.15.

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika, Jakarta.

Azlin, Emil. 2011. Seri Pediatri, Vol.13, No.3, Oktober 2011: Hubungan antara Skor Apgar dengan Kadar Glukosa Drah pada BBL. Departeman Ilmu Kesehatan Anak, FK USU/RSUP H.Adam Malik: Medan.

Azwar, Azrul. 2002. Asuhan Persalinan Normal. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. EGC, Jakarta.

Depkes RI. 2001. Catatan Perkembangan dalam Praktik Kebidanan. Depkes RI, Jakarta.

Draft. 2001. Pelatihan Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.

Hidayat, A. aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta.

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR Depkes RI, Jakarta.

Leksana, Ery. 2011. CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 2011: Mengatasi Nyeri Persalinan. SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP dr. Kariadi/FK Undip, Semarang.

Mander, Rosemary. 2004. Nyeri Persalinan. EGC, Jakarta.

Mean. 2003. Video Pembelajaran : Proses Kelahiran dan Kekuatan Alami Melalui Pelepasan Hormone dan Posisi Melahirkan, Disampaikan pada seminar Frisian Flag-IBI di Jakarta.

Nolan, Mary. 2004. Kehamilan dan Melahirkan. Arcan, Jakarta.

Pusdiknakes. 2003. Asuhan Intrapartum. Jakarta.

Simkin, Ancheta. 2005. Buku Saku Persalinan. EGC, Jakarta.

Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Salemba Medika, Jakarta.

Sumarah, Widyastuti, Wiyati. 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Fitramaya, Yogyakarta.

Varney, Helen, et.al. 2002. Buku Saku Bidan. EGC, Jakarta.

Asuhan Kala II Persalinan

Oleh: Gita Kostania

Kala 2 persalinan merupakan tahapan persalinan dimana janin dilahirkan (dimulai dari dilatasi cerviks lengkap dan berakhir dengan kelahiran bayi).
Hasil temuan tanda dan gejala kala 2 didapatkan dari hasil pemeriksaan subjektif dan objektif.
Tanda subjektif kala 2 –> muncul keringat tiba-tiba di bibir atas, muntah, ekstrimitas gemetar, semakin gelisah (ada pernyataan “Saya tidak tahan lagi”), adanya usaha mengedan yang involunter (ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan kontraksi), dan ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
Tanda objektif kala 2 –> kala 2 dipastikan dengan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan cerviks telah lengkap (cerviks tidak teraba), dan atau terlihatnya kepala janin melalui introitus vagina. Tanda yang lain : perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Kala 2 persalinan terdiri dari 3 fase, fase-fase ini ditandai dengan perilaku verbal dan non verbal ibu, kondisi aktivitas uterus, keinginan untuk mengedan, dan penurunan janin.
Fase pertama –> dimulai ketika ibu menyatakan bahwa ia ingin mengedan biasanya pada puncak kontraksi, ibu mungkin mengeluhkan peningkatan nyeri, tetapi diantara waktu kontraksi ia tenang dan seringkali memejamkan mata.
Fase kedua –> ibu semakin ingin mengedan dan seringkali mengubah posisi untuk mencari posisi mengedan yang lebih nyaman, usaha mengedan menjadi lebih ritmik, dan ibu seringkali memberi tahu saat awal kontraksi dan semakin bersuara sewaktu mengedan.
Fase ketiga –> bagian presentasi sudah berada di perineum dan usaha mengedan menjadi paling efektif untuk melahirkan, ibu akan lebih banyak mengungkapkan nyeri yang dirasakan secara verbal dengan menjerit atau bertindak di luar kendali. (Ibu perlu didorong untuk memperhatikan tubuhnya seiring ia masuk ke kala 2 persalinan).

Gambar 1. Proses Persalinan Kala II

Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala 2 

Asuhan keseluruhan yang diperlukan selama kala 2:

  1. Meningkatkan perasaan aman pada ibu/klien, dengan memberikan dukungan dan memupuk rasa kepercayaan dan keyakinan pada diri ibu bahwa dia mampu untuk melahirkan
  2. Membimbing pernafasan yang adekuat
  3. Membantu posisi meneran yang sesuai dengan pilihan ibu
  4. Meningkatkan peran serta keluarga, menghargai anggota keluarga atau teman yang mendampingi
  5. Melakukan tindakan-tindakan yang membuat nyaman, seperti mengusap dahi dan memijat pinggang (libatkan keluarga)
  6. Memperhatikan masukan nutrisi dan cairan ibu (dengan memberi makan dan minum yang cukup)
  7. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi dengan benar
  8. Mengusahakan kandung kencing kosong dengan cara membantu dan memacu ibu mengosongkan kandung kemih secara teratur.

Pemantauan terhadap kesejahteraan ibu :

  1. Mengevaluasi kontraksi uterus/his (frekuensi, durasi, intensitas), dan kaitannya dengan kemajuan persalinan
  2. Mengevaluasi keadaan kandung kemih (anamnesis dan palpasi)
  3. Mengevaluasi upaya meneran ibu
  4. Pengeluaran pervagina, dan penilaian kemajuan persalinan (effacement, dilatasi, penurunan kepala), dan warna air ketuban (warna, bau, volume).
  5. Pemeriksaan nadi ibu setiap 30 menit (frekuensi, irama, intensitas).

Pemantauan kesejahteraan janin

  1. Denyut jantung janin, setiap sesesai meneran/mengejan (kira-kira setiap 5 menit) à durasi, intensitas, ritme.
  2. Presentasi, sikap, dan putar paksi
  3. Mengobservasi keadaan kepala janin (moulase, caput).

Referensi:
Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR Depkes RI, Jakarta.
Mean. 2003. Video Pembelajaran : Proses Kelahiran dan Kekuatan Alami Melalui Pelepasan Hormone dan Posisi Melahirkan, Disampaikan pada seminar Frisian Flag-IBI di Jakarta.
Simkin, Ancheta. 2005. Buku Saku Persalinan. EGC, Jakarta.
Sumarah, Widyastuti, Wiyati. 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Fitramaya, Yogyakarta.