Asuhan Kala II Persalinan

Oleh: Gita Kostania

Kala 2 persalinan merupakan tahapan persalinan dimana janin dilahirkan (dimulai dari dilatasi cerviks lengkap dan berakhir dengan kelahiran bayi).
Hasil temuan tanda dan gejala kala 2 didapatkan dari hasil pemeriksaan subjektif dan objektif.
Tanda subjektif kala 2 –> muncul keringat tiba-tiba di bibir atas, muntah, ekstrimitas gemetar, semakin gelisah (ada pernyataan “Saya tidak tahan lagi”), adanya usaha mengedan yang involunter (ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan kontraksi), dan ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
Tanda objektif kala 2 –> kala 2 dipastikan dengan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan cerviks telah lengkap (cerviks tidak teraba), dan atau terlihatnya kepala janin melalui introitus vagina. Tanda yang lain : perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Kala 2 persalinan terdiri dari 3 fase, fase-fase ini ditandai dengan perilaku verbal dan non verbal ibu, kondisi aktivitas uterus, keinginan untuk mengedan, dan penurunan janin.
Fase pertama –> dimulai ketika ibu menyatakan bahwa ia ingin mengedan biasanya pada puncak kontraksi, ibu mungkin mengeluhkan peningkatan nyeri, tetapi diantara waktu kontraksi ia tenang dan seringkali memejamkan mata.
Fase kedua –> ibu semakin ingin mengedan dan seringkali mengubah posisi untuk mencari posisi mengedan yang lebih nyaman, usaha mengedan menjadi lebih ritmik, dan ibu seringkali memberi tahu saat awal kontraksi dan semakin bersuara sewaktu mengedan.
Fase ketiga –> bagian presentasi sudah berada di perineum dan usaha mengedan menjadi paling efektif untuk melahirkan, ibu akan lebih banyak mengungkapkan nyeri yang dirasakan secara verbal dengan menjerit atau bertindak di luar kendali. (Ibu perlu didorong untuk memperhatikan tubuhnya seiring ia masuk ke kala 2 persalinan).

Gambar 1. Proses Persalinan Kala II

1delivery

Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala 2 

Asuhan keseluruhan yang diperlukan selama kala 2:

  1. Meningkatkan perasaan aman pada ibu/klien, dengan memberikan dukungan dan memupuk rasa kepercayaan dan keyakinan pada diri ibu bahwa dia mampu untuk melahirkan
  2. Membimbing pernafasan yang adekuat
  3. Membantu posisi meneran yang sesuai dengan pilihan ibu
  4. Meningkatkan peran serta keluarga, menghargai anggota keluarga atau teman yang mendampingi
  5. Melakukan tindakan-tindakan yang membuat nyaman, seperti mengusap dahi dan memijat pinggang (libatkan keluarga)
  6. Memperhatikan masukan nutrisi dan cairan ibu (dengan memberi makan dan minum yang cukup)
  7. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi dengan benar
  8. Mengusahakan kandung kencing kosong dengan cara membantu dan memacu ibu mengosongkan kandung kemih secara teratur.

Pemantauan terhadap kesejahteraan ibu :

  1. Mengevaluasi kontraksi uterus/his (frekuensi, durasi, intensitas), dan kaitannya dengan kemajuan persalinan
  2. Mengevaluasi keadaan kandung kemih (anamnesis dan palpasi)
  3. Mengevaluasi upaya meneran ibu
  4. Pengeluaran pervagina, dan penilaian kemajuan persalinan (effacement, dilatasi, penurunan kepala), dan warna air ketuban (warna, bau, volume).
  5. Pemeriksaan nadi ibu setiap 30 menit (frekuensi, irama, intensitas).

Pemantauan kesejahteraan janin

  1. Denyut jantung janin, setiap sesesai meneran/mengejan (kira-kira setiap 5 menit) à durasi, intensitas, ritme.
  2. Presentasi, sikap, dan putar paksi
  3. Mengobservasi keadaan kepala janin (moulase, caput).

Referensi:
Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR Depkes RI, Jakarta.
Mean. 2003. Video Pembelajaran : Proses Kelahiran dan Kekuatan Alami Melalui Pelepasan Hormone dan Posisi Melahirkan, Disampaikan pada seminar Frisian Flag-IBI di Jakarta.
Simkin, Ancheta. 2005. Buku Saku Persalinan. EGC, Jakarta.
Sumarah, Widyastuti, Wiyati. 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Fitramaya, Yogyakarta.