Screening Test Kesehatan yang Perlu Dilakukan oleh Wanita

Based on Article in WebMD, Translated and modified by: Gita Kostania

Screening test kesehatan merupakan salah satu upaya preventif dalam meningkatan kesehatan individu. Pepatah mengatakan bahwa: “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Melakukan screening tes kesehatan secara dini dapat membantu kita dalam mencegah penyakit degenerative seperti kanker, diabetes dan osteoporosis, sehingga dapat lebih mudah untuk ditangani. Dengan dilakukannya screening test, dapat mengetahui potensi penyakit bahkan sebelum timbul gejala penyakit. Screening test yang dibutuhkan oleh setiap wanita bergantung pada usia, riwayat penyakit keluarga, riwayat kesehatan terdahulu, dan faktor resiko lainnya.

Di bawah ini beberapa screening test yang dapat dilakukan oleh wanita.

  • Screening Test terhadap Kanker Payudara

Semakin dini menemukan adanya kanker payudara, maka akan semakin besar kemungkinan untuk dapat sembuh. Kanker payudara pada stadium awal jarang menyebar ke kelenjar getah bening dan organ vital seperti paru-paru dan otak. Apabila anda berada pada usia 20an atau 30an tahun, sebaiknya melakukan pemeriksaan/screening payudara (menggunakan alat) sebagai bagian dari cek kesehatan rutin, setiap satu sampai tiga tahun sekali. Anda mungkin perlu melakukan screening lebih sering apabila mempunyai faktor resiko tambahan. Screening yang dapat dilakukan setiap bulan pada periode/siklus menstruasi adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). Anda bisa menghubungi bidan/dokter untuk diajari bagaimana cara melakukannya.

Screening yang dilakukan menggunakan alat dan mendapatkan hasil yang lebih akurat adalah dengan mammografi. Mammografi adalah suatu alat yang digunakan untuk membentuk citra/ gambaran jaringan payudara menggunakan sinar-X dosis rendah. Dengan menggunakan alat ini, dapat menemukan adanya benjolan pada payudara sebelum anda merasakannya pada perabaan, meskipun hasil yang normal tidak sepenuhnya mengesampingkan adanya kanker. Pada usia 40an tahun, sebaiknya wanita melakukan screening menggunakan mammografi setiap tahun. Kemudian pada usia antara 50 dan 74 tahun, dapat dilakukan setiap beberapa tahun sekali tergantung faktor resiko yang anda miliki.

Mammografi malignant_tumor

Gb.1. Hasil Pencitraan Mammografi

  • Screening Test terhadap Kanker Cerviks

Serviks adalah lorong sempit di antara rahim (di mana bayi tumbuh) dan vagina (jalan lahir). Kanker cerviks merupakan salah satu kanker ganas yang paling umum dijumpai pada wanita. Penyebab utama kanker serviks adalah Human Papillomavirus (HPV). Selain itu, distimulasi oleh aktivitas hubungan seksual yang terlalu dini maupun multi seksual partner, sehingga kanker cerviks merupakan sejenis penyakit STD (sexual transmitted diseases).

Untuk mendeteksi secara dini adanya kanker cerviks, dapat dilakukan screening dengan pemeriksaan IVA test maupun Pap smear. Pemeriksaan IVA test dapat mengetahui adanya kecurigaan terhdap adanya kanker cerviks dengan melihat adanya perubahan warna normal pada cerviks. Sedangkan pemeriksaan Pap smear dapat menemukan sel-sel abnormal pada leher rahim, yang dapat dihapus/dicegah pertumbuhannya sebelum mereka berubah menjadi ganas/ kanker.  Dengan pemeriksaan Pap smear secara teratur, kanker serviks (gambaran) mudah untuk dicegah/diatasi.

Prosedur pemeriksaan IVA test lebih sederhana dan lebih murah, namun tidak lebih akurat dibanding pemeriksaan Pap Smear. Sehingga pap smear dinilai lebih baik sebagai metode screening terhadap adanya kanker cerviks. Selama prosedur Pap smear, tenaga kesehatan akan mengambil apusan/goresan dari beberapa sel pada leher rahim Anda pada kaca objek (object glass), kemudian  mengirimkannya ke laboratorium untuk dianalisis.

Screening terhadap adanya kanker cerviks dapat dilakukan pada wanita yang telah melakukan hubungan seksual. Apabila anda melakukan hubungan seksual pertama pada usia kurang dari 20 tahun, maka pemeriksaan Pap smear/ IVA test pertama dapat dilakukan pada usia 21, dan kemudian setiap 3 tahun setelah itu. Jika usia Anda 30 tahun atau lebih, Anda dapat mencoba untuk melakukan pengujian dengan tes HPV setidaknya setiap 5 tahun sekali. Jika Anda dan pasangan beresiko tinggi, maka Anda membutuhkan pengujian vagina untuk klamidia dan gonore setiap tahun.

cervical_smear_slide

Gb.2. Cervical Smear Test (Pap Smear)

Penyebab kanker cerviks adalah virus. Maka dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Dua vaksin yang telah dikembangkan untuk mencegah kanker cerviks adalah Gardasil dan Cervarix, dapat melindungi perempuan di bawah 26 dari beberapa jenis HPV. Namun vaksin tidak melindungi terhadap semua strain penyebab kanker HPV. Jadi screening rutin dengan pemeriksaan Pap smear (lebih direkomendasikan) masih dianggap penting. Terlebih lagi, tidak semua kanker serviks mulai dengan HPV.

  • Screening Test terhadap Osteoporosis dan Fraktur Tulang

Osteoporosis adalah kondisi ketika tulang seseorang menjadi lemah dan rapuh. Setelah menopause, perempuan mulai kehilangan massa tulang yang lebih banyak, begitu juga laki-laki juga dapat mengalami osteoporosis. Gejala pertama yang sering timbul adalah timbulnya rasa sakit tiba-tiba bahkan setelah jatuh yang ringan, seperti merasakan pukulan atau memutar tiba-tiba. Osteoporosis dapat dicegah dan diobati secara dini.

Screening test osteoporosis dapat dilakukan dengan menggunakan sinar-X jenis khusus dari absorptiometry, disebut dengan dual energy X-ray (DXA). Metode ini dapat mengukur kekuatan tulang dan menemukan osteoporosis sebelum terjadinya pengapuran. Hal ini juga dapat membantu memprediksi risiko terjadinya pengapuran tulang di masa depan. Skrining ini direkomendasikan untuk semua wanita usia 65 tahun ke atas. Jika Anda memiliki faktor risiko untuk osteoporosis, Anda mungkin perlu untuk melakukannya lebih dini.

bone_density_test

Gb.3. Test Kepadatan Tulang (Bone Density Test) menggunakan DXA

  • Screening Test terhadap Kanker Kulit

Terdapat beberapa jenis kanker kulit, dan pengobatan secara dini dapat efektif untuk mengatasinya. Jenis kanker kulit yang paing berbahaya adalah melanoma, yang mempengaruhi sel-sel yang memproduksi pewarna kulit (melanin) seseorang. Kadang-kadang wanita memiliki risiko untuk mewarisi jenis kanker yang dapat timbul akibat terpapar sinar matahari yang berlebih. Sel basal dan sel skuamosa adalah jenis kanker kulit non-melanoma yang umum terjadi.

melanoma

Gb.4. Gambaran Melanoma pada Kulit

Perhatikan setiap perubahan yang menandai kulit Anda, termasuk tahi lalat dan bintik-bintik. Perhatikan perubahan bentuk, warna, dan ukuran. Anda juga harus mempertimbangkan kulit Anda diperiksa oleh dokter kulit atau profesional kesehatan lainnya selama pemeriksaan fisik biasa.

  •  Screening Test terhadap Hipertensi

Saat usia bertambah, maka resiko terjadinya hipertensi/tekanan darah meningkat, tinggi. Hal ini terjadi terutama jika Anda kelebihan berat badan atau memiliki kebiasaan kesehatan tertentu yang buruk. Tekanan darah tinggi dapat mengancam jiwa seseorang, dengan terjadinya serangan jantung atau stroke tanpa gejala apapun. Jadi screening rutin dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah dapat mengendalikan hipertensi, sehingga dapat menyelamatkan hidup Anda. Upaya untuk menurunkan tekanan darah Anda juga dapat mencegah bahaya jangka panjang seperti penyakit jantung dan gagal ginjal.

Tekanan darah orang dewasa normal adalah di bawah 120/80 mmHg. Batasan hipertensi adalah 140/90 mmHg. Sebelum terjadinya hipertensi, terjadi prehipertensi, yaitu semacam tanda peringatan dini. Tanyakan kepada tenaga kesehatan Anda seberapa sering tekanan darah Anda perlu diperiksa.

  • Screening Test terhadap Kadar Cholesterol Darah

Kolesterol tinggi dapat menyebabkan plak yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah arteri. Plak pada pembuluh darah arteri dapat terbentuk selama bertahun-tahun tanpa gejala, akhirnya menyebabkan serangan jantung atau stroke. Tekanan darah tinggi, diabetes, dan merokok juga dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri. Hal ini merupakan suatu kondisi yang disebut dengan pengerasan arteri atau aterosklerosis. Perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan dapat menurunkan resiko terjadinya arterosklerosis.

atheroma_plaque

Gb.5. Gambaran Arterosklerosis (Pengerasan Pembuluh Darah Arteri)

Untuk memeriksa kadar kolesterol dalam darah Anda, sebelumnya Anda dianjurkan untuk berpuasa selama 12 jam. Kemudian sampel darah Anda akan diambil beberapa cc dari pembuluh darah vena untuk diukur kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida (lemak darah). Jika Anda berusia 20 tahun atau lebih, Anda harus mendapatkan tes ini setidaknya setiap lima tahun.

  • Screening Test terhadap Diabetes Tipe 2

Diabetes dapat menyebabkan jantung atau penyakit ginjal, stroke, kebutaan (akibat dari kerusakan pembuluh darah retina), dan masalah serius lainnya. Anda dapat mengontrol diabetes dengan melakukan diet, olahraga, program penurunan berat badan, dan mengkonsumsi obat-obatan, terutama ketika Anda merasa terkena diabetes lebih awal. Diabetes tipe 2 adalah bentuk paling umum dari penyakit ini. Diabetes tipe 1 biasanya didiagnosis pada anak-anak dan dewasa muda.

diabetic_retinopathy

Gb.6. Gambaran Diabetic Retinopathy

Untuk melakukan screening terhadap kemungkinan diabetes, dilakukan pengukuran kadar gula darah. Anda dianjurkan berpuasa selama delapan jam atau lebih sebelum dilakukan pengambilan sampel darah untuk diuji diabetes. Kadar gula darah 100-125 mg/dL, dapat menunjukkan prediabetes; 126 atau lebih tinggi mungkin berarti diabetes. Tes screening yang lain termasuk tes A1C dan tes toleransi glukosa oral. Jika Anda sehat dan memiliki risiko diabetes yang normal, Anda sebaiknya melakukan screening setiap tiga tahun dimulai pada usia 45. Bicaralah dengan tenaga kesehatan yang merawat Anda tentang dilakukannya pengujian kadar gula darah sebelumnya jika Anda memiliki risiko lebih tinggi, seperti riwayat keluarga diabetes.

  • Screening Test terhadap HIV

HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. Penyakit ini menyebar melalui transfusi darah atau cairan tubuh dengan orang yang terinfeksi, seperti melalui hubungan seks tanpa kondom atau jarum kotor. Ibu hamil dengan HIV dapat menularkan infeksi tersebut kepada bayinya. Sampai saat ini belum ditemukan adanya obat atau vaksin untuk mengatasi AIDS, tetapi pengobatan dini dengan obat anti-HIV dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus.

hiv_virus

Gb.7. Virus HIV

HIV dapat menginfeksi penderita tanpa gejala selama bertahun-tahun. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki virus ini dalam tubuh Anda adalah dengan melakukan tes darah, diantaranya ELISA atau EIA (Enzim-Linked Immunosorbent Assay). Tes ini bekerja dengan mencari antibodi terhadap HIV. Jika Anda mendapatkan hasil positif, Anda akan memerlukan tes kedua untuk mengkonfirmasi hasilnya. Namun, Anda juga dapat teruji negatif bahkan saat Anda telah terinfeksi, sehingga Anda mungkin perlu untuk mengulang test. Setiap orang harus diuji setidaknya sekali antara usia 13-64.

Kebanyakan orang yang baru terinfeksi dapat memberikan hasil test positif sekitar dua bulan setelah terkena virus. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, hal tersebut dapat memakan waktu hingga enam bulan untuk mengembangkan antibodi HIV. Jika Anda teri nfeksi HIV dan hamil, diskusikan dengan tenaga kesehatan yang merawat Anda tentang mengurangi risiko untuk anak yang belum Anda lahirkan.

  • Screening Test terhadap Kanker Colorectal

Kanker kolorektal (usus besar) adalah penyebab paling umum kedua penyebab kematian karena kanker setelah kanker paru. Kebanyakan kanker usus besar berasal dari polip (massa abnormal) yang tumbuh pada lapisan dalam usus besar. Polip mungkin saja dan atau mungkin juga tidak menimbulkan keganasan (bersifat kanker). Menghilangkan polip sejak awal sebelum mereka menjadi kanker, dapat mencegah sepenuhnya terhadap timbulnya kanker.

colorectal-colonoscopy

Gb.8.  Gambaran Kanker Usus Besar (Colorectal Cancer) pada Colonoscopy

Tes screening umum untuk mendeteksi adanya kanker kolorektal adalah dengan menggunakan kolonoskopi . Prosedur: dengan dilakukan anastesi ringan, kemudian sebuah alat dimasukkan dalam tabung fleksibel kecil yang dilengkapi dengan kamera ke dalam usus Anda. Jika alat tersebut menemukan polip, alat tersebut dapat menghapusnya (mengangkat) saat itu juga. Tipe lain dari tes ini adalah sigmoidoskopi fleksibel test, yaitu dengan melihat ke bagian bawah usus besar. Jika Anda berada pada posisi risiko rata-rata, maka skrining biasanya dimulai pada usia 50 tahun.

performing_colonoscopy

Gb.9. Prosedur Colonoscopy

  • Screening Test terhadap Glaucoma

Glaukoma terjadi ketika tekanan menumpuk di dalam mata Anda. Tanpa dilakukan pengobatan, tekanan ini dapat merusak saraf optik dan menyebabkan kebutaan. Seringkali, tidak menghasilkan gejala sampai penglihatan Anda sudah rusak.

glaucoma

Gb.10. Gambaran Glaucoma

Seberapa sering Anda harus memeriksakan mata Anda, tergantung pada faktor usia dan risiko. Faktor resiko diantaranya: keturunan Afrika-Amerika/ Hispanic, usia lebih dari 60 tahun, pernah mengalami cedera mata, penggunaan steroid, dan riwayat keluarga dengan glaukoma. Orang tanpa faktor risiko atau gejala penyakit mata harus mendapatkan pemeriksaan mata dasar, termasuk tes untuk glaucoma pada usia 40 tahun.

Untuk merencanakan melakukan screening test kesehatan apa saja yang perlu Anda lakukan, Anda perlu berbicara dengan tenaga kesehatan yang merawat Anda (dokter, perawat, maupun bidan). Beberapa tes, seperti Pap smear dan Sadari, harus menjadi bagian rutin dari perawatan kesehatan setiap wanita. Tes lain mungkin diperlukan berdasarkan faktor risiko Anda. Skrining yang tepat tidak akan selalu mencegah penyakit, tetapi dapat sering menemukan penyakit secara dini untuk memberikan kesempatan terbaik dalam mengatasi penyakit tersebut.

Sumber: Essential Screening Tests Every Woman Needs. Reviewed by Jennifer Robinson, MD on December 07, 2014. Source: http://www.webmd.com/women/ss/slideshow-screening-tests-women?ecd=wnl_day_100115&ctr=wnl-day-100115_nsl-ld-stry&mb=T1mVaXJcjYCVmQRzWKW1ihXFE73IOX1cfwOrpOlq%2fO8%3d

Tulis komentar