Sertifikasi Dosen dan Menyusun Deskripsi Diri

Sertifikasi Dosen dan Menyusun Deskripsi Diri (Pengalaman Saya Tahun 2016)

Oleh: Gita.K.

Assalamualaikum … Hi my blog…. ^_^… lama banget ya, saya tidak nulis-nulis dan lalu di-upload. Kapan ya terakhir kali nulis? Sepertinya sudah dua tahun yang lalu mungkin. Bukannya sibuk, ^_^… tapi karena tidak ada waktu … ^_^… ngeles.

Week end ini libur nya cukup panjang, tiga hari… biasanya sudah “ngabur”… tapi karena kondisi yang tidak memungkinkan, maka cuman istirahat saja di rumah. Dua hari diemmm… saja, saya jadi seperti orang yang ‘useless’ banget… so, saya jadi kepikiran buat nulis pengalaman saya mengikuti Serdos tahun 2016 (Alhamdulillah lulus)…

Jadi, kami kemarin satu angkatan ber-tiga dari institusi kami yang mengikuti Serdos th. 2016, semua lulus… Alhamdulillah. Jujur, tidak ada bimbingan intensif dari pihak institusi. Kami yang proaktif tanya-tanya kakak-kakak senior yang lebih dulu lulus dari DYS (Dosen Yang Disertifikasi), dan tentunya Googling ^_^.

Sebenarnya kami ber-lima, namun yang satu mengundurkan diri dari PNS, dan satunya lagi karena terkendala publikasi ilmiah, jadi tidak bareng dengan kami untuk mengajukan jabatan fungsional pertama. Salah satu syarat menjadi DYS adalah minimal mempunyai jabatan fungsional pertama: Asisten Ahli. Alhamdulillah di tahun ke-tiga kami menjadi PNS, SK jabatan fungsional pertama kami keluar. Dan… serius, saya pribadi tidak menyangka akan secepat ini, karena estimasi saya minimal tahun 2018 kami baru bisa Serdos, tapi Allah berkehandak lain, tiga bulan setelah SK keluar, ada informasi bahwa kami bertiga masuk nominasi Serdos. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Bapak direktur yang telah memberikan rekomendasi sehingga kami dapat diajukan lebih cepat. Dan Alhamdulillah yaa Allah… belum genap empat tahun kami bergabung di Poltekkes Surakarta, kami sudah diakui sebagai dosen profesional ^_^. Mungkin kalau berkarir di bawah naungan Dikti bisa lebih cepat dari kami ya… tapi memang sistim di tempat kami (Kemenkes) berbeda.

File-file saya yang terkait Serdos ada beberapa yang hilang, karena hardisk lapy saya sempat error, jadi ada beberapa hal yang mungkin tidak lengkap saya sajikan. Ditambah lagi, ini sudah berlalu sekitar enam bulan yang lalu, jadi ya lupa-lupa ingat.

Nah, untuk bisa masuk menjadi DYS, pihak institusi harus mengajukan ke Dikti terlebih dahulu, jadi peran pimpinan di sini sangat besar, ditambah kedekatan kita dengan pembuat kebijakan tersebut ^_^… disamping semua itu memang takdir sihh… ^_^ . Saat kita resmi menjadi DYS, maka kita akan diberi Username dan Password untuk bisa mengakses laman Serdos: https://serdos.dikti.go.id/?tf=O@vBMJnsCjXNHKDB7uL6RyLK1OzZ9JgJ768wRzqLOgg=&no=jwCUZOztScs8dVyDlKosHdLgBRMJ9JjUdYo0XO1s8iI=# .

Jadi data-data yang dibutuhkan untuk penilaian, diisi secara online. Waktu itu, kami hanya butuh waktu kurang lebih satu bulan untuk menyelesaikan semua syarat-syarat yang harus dilengkapi hingga sistem Serdos ditutup. Karena kami Jafungnya masih Asisten Ahli, maka kami harus melampirkan hasil TKDA (Tes Kompetensi Dasar Akademik) dan TOEP (Test of English Proficiency). Untuk TOEP, bisa juga pakai TOEFL atau IELTS. Apabila jafung nya sudah Lektor ke atas, salah satu hasil tes tersebut bisa digantikan dengan sertifikat Pekerti-AA dan laporannya kak (laporan Pekerti-AA lengkap yang ada TTD dan Cap penyelenggara)… masih kan ^_^… Untuk konversi nilai bisa dilihat di bawah ini Kak…

Gambar: Konversi Skor dan Nilai Gabungan (ada juga di buku panduan Serdos)

Jika jabatan fungsional masih Asisten Ahli, paling tidak hasil TKDA dan TOEP nilainya minimal 4 (lebih aman), syukur-syukur lebih. Karena, jabatan akademik dan kepangkatan mempunyai bobot yang tinggi.

Jadi apa saja sih yang harus disiapkan dosen yang akan mengikuti Serdos:

1. Persiapan mental. Ini penting, karena pikiran harus tenang, fokus dan optimis.

2. Sertifikat TKDA dan TOEP. Sertifikat2 tersebut masa berlakunya satu tahun, jadi kakak-kakak bisa merencanakan mengikuti test tersebut sebelum jadwal Serdos dimulai. Pengalaman kami yang “nyrepek” banget membuat kami (saya pribadi) tidak bisa mempersiapkan diri dengan baik, meskipun Alhamdulillah mendapatkan nilai yang lumayan ^_^… Dulu kami ikut tes nya di PLTI UNY. Alhamdulillah… kami diberi banyak kemudahan, masih ada kuota untuk ikut tes di tempat yang dekat dengan domisili kami. Pendaftaran hanya dibuka 1×24 jam, jadi memang kadang untung-untungan. Curcol sedikit boleh ya… ^_^… waktu itu kami daftar online jam 5 sore, jam 1 siang keesokan harinya kami langsung mengikuti dua test sekaligus… luar biasa memang… inilah kalau sudah jalan rejeki kita, semua dimudahkan… Alhamdulillah… begitu juga dengan rejeki yang lain kalau sudah waktunya Allah berkehendak… #eh ^_^

Gambar: Sertifikat TKDA

Gambar: Sertifikat TOEP

3. Buatlah Daftar Riwayat Hidup (DRH) jauh-jauh hari sebelum di-copas ke sistem. Update setiap saat, terkait aktifitas kita dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk riwayat mengajar, kakak-kakak bisa melihatnya pada profil dosen (profilnya Kakak) di laman dikti: http://forlap.dikti.go.id/dosen

4. Siapkan hasil publikasi ilmiah yang bisa diakses online, amannya tiga jurnal Kak. Meskipun belum terakreditasi, hanya ber-ISSN, tidak masalah Kak. Nah, ini yang membuat teman kami satu angkatan “tertinggal” dari kami, karena beliau mengejar jurnal terakreditasi. Untuk mendapatkan jabatan fungsional Asisten Ahli, satu jurnal saja sudah cukup. Alhamdulillah, dulu kami rajin masuk-masukin hasil penelitian ke jurnal, maka pas kami di-daulat untuk maju Serdos, kami sudah punya jurnal dengan jumlah memadai. Untuk lebih mudah mengindex hasil penelitian kita, sebaiknya kakak-kakak membuat akun di Google Scholar: https://scholar.google.co.id/ . Syaratnya mudah kok, hanya daftar menggunakan e.mail institusi yang domainnya .ac maupun .edu.

Oh ya, untuk jurnal yang bisa diakses online, kakak-kakak tidak usah men-scan jurnal “hard-file”nya, tapi untuk lebih mantapnya, disiapkan di-scan juga tidak apa. Jangan lupa, saat kita mengisi di sistem, copas-kan link URL jurnal tersebut.

5. Membuat Deskripsi Diri (DD). Nah, ini menurut saya bagian yang paling “wow”. Buat kakak-kakak yang hoby nulis mungkin biasa saja ya… tapi bagi saya yang masih belajar nulis, ini sesuatu banget. Bayangkan, 24 essay (24 pertanyaan) terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan masing-masing jawaban pertanyaan 150-200 kata… ada yang lebih juga sih ^_^… Dan ini harus benar-benar “real” menggambarkan diri kita… Meskipun ada yang dibikin “lebay” dikit… masih OK lah … ^_^ … Sebelum membuat DD, pastikan bahwa kita telah selesai menyusun Daftar Riwayat Hidup (DRH). Saat membuat DD, kita bisa mencari inspirasi terlebih dulu dengan membaca DD orang lain yang sudah lulus duluan, tapi jangan persis ya Kak. Membuat DD itu tidak cukup satu hari, jadi pastikan kakak-kakak punya cukup waktu untuk menyusunnya. Setelah selesai dibuat, mintalah kakak senior (dua atau tiga orang) yang dipercaya dan dinilai OK, untuk membaca DD kita dan sekaligus mengoreksi dan memberi masukan positif. Setelah selesai maka siap untuk di-copas ke sistem.

Ini DD saya yang saya ajukan untuk Serdos… https://oshigita.id/membuat-deskripsi-diri/

6. Mungkin bisa ditambahkan yang lain kak ?! … ^_^ …

Saat kita telah membuat akun pada laman https://serdos.dikti.go.id/, maka cicil-lah dengan mengisi DRH terlebih dahulu, sambil membuat DD. Kecuali kalau DD sudah kakak buat jauh-jauh hari. Oh ya, mengisi data ke sistem juga butuh waktu lho… apalagi kalau sinyal internet tidak stabil. Jadi pastikan jaringannya bagus, biar lancar jayaaa… ^_^… Sertifikat pelatihan, ijasah, dll tidak perlu discan dan di-upload Kak. Jadi sebenarnya tidak ada yang perlu di-upload. Untuk hasil TKDA dan TOEP, kita tinggal mengisi no peserta tes saja, nanti sudah secara otomatis ter-upload. Nah, kalau TOEP pakainya TOEFL/IELTS, baru ini di-upload. Apabila jabatan fungsional Lektor ke atas, maka secara otomatis, ada sub-menu untuk mengupload Sertifikat Pekerti-AA.

Ini kak, ada rekapannya kalau kita sudah selesai mengisi data di sistem Serdos. Oh ya, jumlah kata yang terakumulasi di sistem Serdos, berkurang sedikit dari yang terhitung di MS.Word. Jadi pastikan kalau membuatnya pas 150 kata, dilebihkan lah, jadi minimal 160 kata. Kalau kurang dari itu, dipastikan tidak lulus… wow…

Gambar: Rekapitulasi Pengisian Deskripsi Diri (DD)

Setelah data divalidasi, ini tampilannya di sistem:

Gambar: Validasi Data Deskripsi Diri (DD)

Ingat, jika belum selesai mengisi data-data kita di sistem serdos, jangan buru-buru di-verifikasi. Yang segera diverifikasi hanya terkait identitas diri saja. Untuk foto yang akan digunakan di sertifikat Serdos, menggunakan background merah. Ok, saya rasa ini sudah cukup, satu jam lebih hampir dua jam otak saya berfungsi, saya jadi merasa sudah lebih sehat ^_^. Selamat berjuang buat kakak-kakak yang akan maju Serdos, carilah potensi diri terbaik kakak yang bisa dibanggakan untuk diceritakan dalam DD, meskipun sederhana. Setiap individu itu unik, jadi tidak ada yang sama, dan tidak mungkin ada DD yang sama.

Sampai jumpa di lain kesempatan. Wassalamualaikum… ^_^

Kak, ini panduan-panduan yang terkait Serdos… Secara umum, panduannya hampir sama dari tahun ke tahun. Rajin-rajin saja buka laman https://serdos.dikti.go.id/

  1.  buku_i_naskah_akademik_tahun_2016
  2.  buku_ii_penilaian_portofolio_tahun_2016
  3.  buku_iii_pob_tatalaksana_serdos_tahun_2016

Ini sertifikat nya … Hampir sama ya, antara sertifikat pendidik untuk guru dan dosen… ^_^ …

Gambar: Sertifikat Pendidik untuk Dosen

Gambar: Sertifikat Pendidik untuk Guru

Baca juga: https://oshigita.id/membuat-deskripsi-diri/

Membuat Deskripsi Diri untuk Sertifikasi Dosen

10 komentar pada “Sertifikasi Dosen dan Menyusun Deskripsi Diri

  1. Mba selamat mendapatkan serdos, sekedar bertanya setelah dinyatakan lulus serdos dalam beberapa lama kita akan bisa mendapatkan sertifikat dosen-nya?

    • Terima kasih. Untuk sertifikat sekitar 3 bulan (sepertinya). Namun untuk pencairan dana sampai saat ini kami belum menerima, karena saya dosen di lingkungan Kemenkes, jadi menunggu semua data dari semua dosen Poltekkes lengkap, baru “diurus” di pusat.

  2. Mba, kalau artikel ilmiah saya belum ada tautan daring, saya harus daftar di scholar.google itu ya? langkahnya bagaimana? terima kasih

  3. assalamu’alaikum wr. wb….
    salam kenal mbak gita, saya Linda yusanti dari prodi kebidanan Universitas bengkulu. senang sekali membaca pengalaman mbak Gita dalam mengisi dan membuat DD sertifikasi dosen. kebetulan saya juga akan ikut serdos tahun ini dan waktunya juga mepet banget terakhir diupload tanggal 20 Maret 2018. Mbak Gita saya mau tanya apa sih kiat-kiat yang paling penting dibutuhkan untuk DD dan biar lulus seperti Mbak Gita. terima Kasih

  4. Ping-balik: Membuat Deskripsi Diri untuk Sertifikasi Dosen « Oshigita's Page

    • Jika jafungnya masih Asisten Ahli, diusahakan masing2 nilainya 4. Apabila sudah Lektor, maka salah satunya bisa digantikan dg sertifikat dan laporan pelaksanaan AA-Pekerti. Itu kami dulu gitu, tidak tahu yg skg bagaimana kak. Semangat dapat 4 masing2 ya… biar aman.

Tulis komentar