Pemrosesan Alat-Alat Medis (2) “Tahapan Proses Eradikasi”

Oleh: Gita Kostania

Tabel: Jumlah Mikroorganisme yang dapat Dihilangkan pada Setiap Tahapan Proses Eradikasi

Keterangan

Dekontaminasi

Pembilasan

Pencucian

DTT

Sterilisasi

Tingkat Eradikasi Mikroorganisme

Terutama virus pathogen (Hepatitis B dan HIV/AIDS)

50%

80%

95%

100%

Proses

Rendam dalam larutan klorin 0,5%

Siram dengan air

Pakai sabun larutan antiseptic dan air

Rebus/ kukus 20 menit

Panas 1700C & panas 1210 C, uap 106 Kpa 60 menit dan 20-30 menit

Hasil

Inaktivasi dan membunuh virus pathogen dan beberapa mikroorganisme

Hilangkan mikroorganisme secara fisik dengan pembersihan

Pembersihan

Sisa kuman dengan endospora

Menghilangkan semua mikroorganisme

Dekontaminasi

Semua peralatan, termasuk sarung tangan, harus dilakukan dekontaminasi segera setelah digunakan agar aman untuk dikelola dan dicuci. Petunjuk:

1.   Proses dekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5%

2.  Gunakan sarung tangan (sarung tangan tebal dari bahan karet atau polivinil) untuk mengumpulkan dan memasukkan instrument ke dalam larutan

3.  Siapkan wadah khusus dan bahan anti karat (plastic, email atau porselen) dengan ukuran yang memadai bagi sejumlah peralatan instrument

4.  Jumlah cairan harus cukup untuk merendam seluruh instrument

5.  Rendam selama 10 menit

6.  Gunakan larutan yang baru

7.  Ganti larutan bila sudah digunakan berulangkali atau menjadi keruh, kondisi larutan yang baik menjamin daya kerja yang efektif

8.  Setelah semua instrument direndam, bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin tersebut, lepaskan secara terbalik, kemudian rendam dalam larutan yang sama

9.  Cuci tangan dengan sabun/larutan antiseptic, bilas dengan air bersih hingg bersih

10.   Permukaan yang luas seperti meja periksa atau meja tindakan yang terkena darah atau cairan tubuh pasien harus dilakukan dekontaminasi dengan jalan menyeka permukaan atau benda-benda yang tercemar dengan klorin 0,5%.

Petunjuk Pembuatan Larutan Klorin

Bagian air (H2O) =  % konsentrat / sediaan           – 1

                           % pengenceran / diinginkan

Rumus untuk membuat larutan yang diencerkan dari larutan KONSENTRAT/SEDIAAN

 Contoh :

Membuat larutan klorin 0,5% dari klorin 5,25%

Hitung :  Jumlah bagian air = 5,25%   – 1 = 10 – 1 = 9

                                           0,5%

Ambil 1 bagian larutan sediaan (5,25%), dan tambahkan dengan 9 bagian air

  Membuat larutan klorin 0,1 % dari konsentrat 5 %

Hitung :  Jumlah bagian air = 5%   – 1 = 50 – 1 = 49

                                          0,1%

Ambil 1 bagian larutan sediaan (5%), dan tambahkan dengan 49 bagian air

Bila digunakan air matang, larutan klorin 0,1 % cukup baik. Bila dilarutkan dalam air bersih tetapi belum matang atau difiltrasi dibutuhkan konsentrasi 0,5%. Hal ini disebabkan sebagian klorin yang ada diinaktivasi oleh mikroorganisme yang terdapat di dalam air mentah.

Bubuk (g/l) = % pengenceran/diinginkan   x 1000

                        % konsentrat/sediaan

Rumus untuk membuat larutan yang mengandung klorin dari BUBUK KERING

 Contoh:

Membuat larutan yang mengandung klorin 0,5 % dari bubuk kaporit dengan konsentrat 35 %

Hitung :         Bubuk (g/l) = 0,5 %   x 1000

                                          35 %

Tambahkan 14,2 g ( dibulatkan 14 gram ) dalam 1 liter air

Pencucian

Petunjuk:

1.   Pencucian tidak dianjurkan menggunkan air panas karena akan mengkoagulasi protein (termasuk darah) sehingga menyulitkan pembersihkan. Sabun atau detergen sangat membantu membersihkan bagian-bagian yang mengandung lemak dan protein. Tidak diperkenankan menggunakan sabun tangan karena meninggalkan residu yang sulit dibersihkan.

2.     Gunakan sarung tangan tebal/rumah tangga jangan yang mudah robek atau sudah bocor. Dianjurkan menggunakan kaca mata pelindung untuk melindungi mukosa mata dari percikan.

3.     Buka semua instrument yang mempunyai engsel dari kunci. Lepaskan bagian yang dapat dilepas atau dibongkar pasang. Bersihkan bagian dalam dan luar dari sarung tangan

4.     Masukkan instrument dari wadah dekontaminasi ke dalam wadah yang berisi air dan sabun

5.     Bersihkan bagian-bagian instrument yang kotor atau dicemari darah/cairan tubuh

6.     Lakukan penyikatan di dalam air rendaman untuk mengurangi percikan bahan-bahan yang terlepas akibat penyikatan atau cairan pencuci

7.     Untuk membersihkan darah atau jaringan dari ujung kanula : meghisap dan mengeluarkan cairan sabun atau detergen berkali-kali hingga kotoran hilang. Apabila belum bersih, pegang dan masukkan kanula ke dalam air kocok maju mundur kuat-kuat (hati-hati jangan sampai terkena percikan). Jangan menggunakan sikat untuk membersihkan kotoran dalam kanula karena akan menggores dinding dalam kanula dan menjadi tempat berlindung mikroorganisme

8.     Sikat dan seka hingga jelas tampak bersih

9.     Bilas dengan air mengalir agar bersih dari sisa bahan/kotoran dan cairan pencuci/busa sabun, karena beberapa detergen dapat menghambat kerja desinfektan kimiawi

10.   Letakkan instrument di atas kain bersih, instrument yang akan diproses lebih lanjut (DTT) dengan jalan perebusan, dapat langsung dimasukkan ke dalam panic perebus.

 

Desinfeksi Tingkat Tinggi ( DTT )

Panas Basah ( Perebusan atau Pengukusan ), petunjuk :

1.      Proses dilakukan setelah dekontaminasi dan pencucian

2.     Gunakan wadah dari bahan logam dan mempunyai penutup

3.     Instrument harus terendam seluruhnya di dalam air (rebus) atau tidak melebihi tingkat wadah pengukusan (kukus)

4.     Usahakan agar jumlah instrument tidak terlalu banyak/penuh agar pengurangan air akibat penguapan, tidak menyebabkan sebagian instrument berada di atas permukaan air atau instrument memukul dinding wadah/membuka tutup pada saat air bergolak (rebus)

5.     Waktu 20 menit dihitung dari saat air mulai mendidih atau terbentuknya uap yang diakibatkan oleh air yang mendidih. Tidak diperkenankan menambah air atau apapun apabila proses perebusan atau pengukusan belum selesai. Ingat : uap air panas pada 800 C, membunuh semua bakteri, virus, parasit, dan jamur dalam 20 menit. Kecuali bila ketinggian klinik di atas 5500 meter tidak perlu memperpanjang waktu perebusan

6.     Sesudah 20 menit, matikan api/pemutus arus listrik, pindahkan wadah dan atau buka penutupnya, keluarkan instrument (pakai penjepit), dinginkan, langsung pakai atau simpan di wadah DTT.

 

Kimiawi, petunjuk:

1.      Sebelumnya instrument harus sudah melalui proses dekontaminasi dan pencucian

2.     Gunakan larutan: klorin 0,1 – 0,5 % (tergantung air pelarut); Glutaraldehida 2 % atau sesuai dengan petunjuk penggunaan

3.     Meskipun alcohol, iodine & iodophor relative murah, tidak diklasifikasikan untuk DTT

4.     Larutan klorin sangat efektif melawan virus Hepatitis B dan AIDS, murah dan mudah diperoleh. Klorin sangat berguna untuk dekontaminasi permukaan yang luas (meja periksa). Klorin besifat korosif terhadap benda logam, namun instrument tahan karat cukup aman untuk direndam (menggunakan wadah plastic) 20 menit. Klorin cepat sekali berubah keadaannya sehingga harus dibuat larutan baru atau harus selalu diganti. WHO (1989) menganjurkan proses dekontaminasi dengan klorin 0,5 %, sedangkan DTT klorin 0,1 %, dianggap cukup efektif dan pelarutnya dengan air matang. Glutaraldehida dipakai sebagai sterilisator kimiawi dan DTT. Zat ini kurang iritatifnya dibanding formaldehida. Larutan atau tablet formaldehida untuk proses pencegahan infeksi harus dihindari karena bersifat karsinogen.

5.     Sebaiknya digunakan larutan yang baru dicampur atau masa penggunaannya belum kadaluarsa

6.     Gunakan wadah yang mempunyai penutup dan terbuat dari bahan non korosif (plastic, kaca, email atau alumunium)

7.     Digunakan untuk instrument yang tidak tahan panas (plastic, lensa optic dan karet)

8.     Instrument harus terendam dengan baik

9.     Waktu untuk DTT adalah 20 menit

10.   Setelah 20 menit, angkat instrument (pakai penjepit), bilas dengan air DTT/steril hingga sisa larutan DTT dapat dihilangkan (karena iritatif) langsung digunakan atau disimpan di dalam wadah DTT dapat disimpan hingga 1 minggu.

 Sterilisasi

Otoklaf ( Sterilisasi Uap ), petunjuk :

1.      Instrument harus sudah diproses dekontaminasi dan pencucian sebelum sterilisasi

2.     Instrument sudah dibungkus (apabila diperlukan) dan disusun sedemikian rupa sehingga panas dan uap bertekanan, dapat mencapai semua bagian secara efektif. Periksa persiapan otoklaf ( listrik, jumlah air, alat penera suhu dan tekanan, kunci penutup )

3.     Setelah penyusunan selesai, tutup penutupnya dan lakukan penguncian, hidupkan arus listrik atau pemanas, atur suhu hingga 1210 C (2500 F) dan tekanan 106 Kpa

4.     Setelah kondisi tersebut tercapai, mulai dilakukan penghitungan atau pengaturan waktu 20 menit ( untuk instrument yang tidak dibungkus ) dan 30 menit ( untuk instrument terbungkus )

5.     Matikan arus listrik atau sumber pemanas, keluarkan sisa tekanan dan uap air, keluarkan instrument yang diinginkan. Diamkan semua alat sampai kering sebelum diangkat. Setelah dingin, instrument siap dipergunakan, apabila tidak langsung dipakai, simpan di tempat/tromol kecil.

 

Oven ( Sterilisasi Panas Kering ), petunjuk :

1.      Sebelum dilakukan proses ini, instrument sudah melalui proses dekontaminasi dan pencucian

2.     Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas mencapai seluruh permukaan instrument secara efektif. Jangan mengisi terlalu penuh, karena akan mempengaruhi penyaluran panas dan menambah waktu yang diperlukan

3.     Tutup oven, atur temperature pada suhu 1700 C

4.     Setelah mencapai temperature tersebut, mulai dilakukan pengaturan atau perhitungan waktu untuk 60 menit ke depan

5.     Untuk alat-alat tajam ( gunting, jarum ), sterilisasi dilakukan dengan suhu 1600 C, selama 2 jam tidak lebih dari 162,80 C (3250 F), bila tidak bagian tajam akan rusak

6.     Waktu dihitung sejak oven mencapai suhu yang diinginkan

7.     Matikan arus listrik atau sumber pemanas setelah proses selesai, buka penutup oven, ambil instrument ( pakai penjepit ), dinginkan, langsung pakai/simpan di tempat steril

8.     Alat yang sudah streril sebaiknya segera digunakan atau dibungkus 2 lapis dengan kain kassa, kertas atau lainnya sebelum disterilkan. Pembungkus harus cukup berpori sehingga uap dapat masuk, namun juga cukup rapat untuk melindungi agar partikel debu atau mikroorganisme lainnya tidak dapat masuk. Alat-alat steril yang dibungkus dapat disimpan lebih dari 1 minggu asal tetap kering dan pembungkusnya utuh (Perkins, 1983). Penyimpanan dalam plastic yang disegel dapat bertahan 1 bulan. Seluruh bungkusan diberi label dan batas kedaluarsa.

 

Sterilisasi Kimiawi / Sterilisasi Dingin, petunjuk:

1.      Sebelum proses ini, instrument sudah melalui proses dekontaminasi dan pencucian

2.     Gunakan larutan : Glutaraldehida (Cydex) 2 % atau sesuai petunjuk penggunaan

3.     Pakai larutan yang baru dicampur atau belum kedaluwarsa

4.     Gunakan wadah non korosif dan mempunyai penutup

5.     Pastikan instrument terendam secara baik

6.     Waktu sterilisasi : direndam 8 – 10 jam (Glutaraldehida 2 %), 24 jam (Formaldehida 8 %). Glutaraldehida membutuhkan tambahan penanganan khusus karena meninggalkan endapan pada alat-alat yang disterilkan, sehingga setelah digunakan harus dibilas bersih.

7.     Apabila instrument ini ingin segera dipakai, setelah waktu tersebut tercapai, angkat instrument (pakai penjepit), hilangkan sisa larutan tersebut dengan air steril (pembilasan) den letakkan di tempat steril

8.     Instrument dapat tetap disimpan dalam wadah yang berisi larutan tersebut tetapi larutan ini harus diganti setiap 2 minggu. Apabila instrument ingin digunakan, tetap harus dilakukan pembilasan dengan air steril

9.     Pembilasan ini sangat penting karena larutan yang digunakan dalam proses ini bersifat iritatif terhadap mukosa dan jaringan tubuh.

Tulis komentar