Oleh: Gita Kostania
Kelainan lama kehamilan yang akan dibahas adalah kehamilan lebih bulan, disebut juga posterm atau serotinus. Kehamilan lebih bulan berhubungan dengan durasi kehamilan, bukan kondisi maternal. Sedangkan pascamaturitas merupkan istilah yang berkaitan dengan neonates, istilah ini mengacu pada gambaran/kondisi bayi dan tidak dikaitkan dengan durasi kehamilan. Batasan kehamilan posterm adalah lebih dari 42 minggu.
Gambar 1. Bayi Baru Lahir (BBL) Posterm UK: 43 minggu
(nampak mekonium kental dan liat melapisi badan bayi, disertai kulit bayi yang tipis dan berkerut)
Resiko mortalitas dan morbiditas ibu dan janin meningkat pada kehamilan posterm, hal ini dimungkinan disebabkan oleh proses persalinan, bukan peristiwa kehamilan. Kehamilan lebih bulan dapat berkaitan dengan kondisi yang disebut pascamaturitas, namun tidak pada semua kasus. Kondisi ini ditandai dengan karakteristik yang meliputi: jumlah lemak subkutan yang sedikit, tidak ada lanugo dan verniks, terdapat bercak meconium. Makrosomia juga dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan disproporsi kepala panggul.
Sebelum melakukan penatalaksanaan kehamilan lebih bulan, maka petugas kesehatan terlebih dahulu harus memastikan usia kehamilan ibu lewat Hari Pertama Menstruasi Terkhir (HPMT), ditanyakan juga lama siklus dan riwayat penggunaan kontrasepsi. Siklus menstruasi perlu ditanyakan, karena siklus menstruasi yang panjang (lebih dari 28 hari) dan atau siklus menstruasi yang pendek (kurang dari 28 hari), dapat menambah atau mengurangi perhitungan taksiran persalinan sesuai rumus Neagele. Penatalaksanaan kehamilan lebih bulan harus memperhitungkan adanya peningkatan resiko terhadap janin sejalan dengan bertambahnya lama kehamilan. Bentuk asuhan yang dapat diberikan: penatalaksanaan kehamilan dengan pengawasan janin atau induksi persalinan elektif sebelum usia gestasi 42 minggu. Kedua penatalaksanaan tersebut bertujuan untuk mengurangi bahaya pada janin.
Pengawasan yang dapat dilakukan selama periode antenatal pada kasus kehamian posterm adalah melalui:
- Profil biofisik. Hal ini merupakan pengawasan kehamilan dengan melakukan pengkajian yang menggabungkan pengkajian ultrasound terhadap pernafasan, gerakan tonus janin, reaktivitas frekuensi jantung janin, dan volume cairan amnion, yang dilakukan untuk mengetahui kesejahteraan janin pada kehamilan beresiko tinggi.
- Ultrasound Doppler pada arteri umbilicus. Penggunaan ultrasound Doppler pada arteri umbilicus bertujuan untuk mengkaji janin dan aliran darah uteroplacenta pada kehamilan beresiko tinggi. Pemeriksaan gelombang kecepatan aliran umbilicus memberikan informasi mengenai tahananvaskuler di dalam placenta dan perfusi di dalam sirkulasi fetoplacenta.
- Kardiotokograf. Tes ini disebut juga dengan tes non-stress. Jantung janin dipantau dan hasil rekamannya dikaji untuk mengetahui adanya reaktivitas dan apakah frekuensi dasarnya berada dalam batas normal. Manfaat kardiotokograf adalah untuk memperkirakan kemungkinan gangguan kondisi janin yang meningkat, jika dilakukan sedikitnya dua kali seminggu, dan juga dilakukan pengukuran volume cairan amnion.
- Pengukuran cairan amnion. Pengukuran ini bertujuan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam induksi persalinan, yaitu penetapan dasar diagnosis oligohidramnion.
Pendekatan aktif terhadap kehamilan posterm adalah dengan induksi persalinan. Faktor terpenting dalam penatalaksanaan aktif ini, selain kemajuan persalinan juga kesejahteraan janin. Apabila hasil pemantauan menunjukkan adanya kondisi mengancam pada janin, maka persalinan harus segera dilakukan melalui operasi Caesar.
Referensi:
- Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.
- Cunningham, et.al. 2006. Obstetric Williams, edisi 21, volume 2. EGC, Jakarta.
- Cunningham, et.al. 2010. E-book Williams Obstetrics, edisi 23. The Mc Graw-Hill Companies, USA.
- Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.
- Mochtar. 2002. Synopsis Obstetri, edisi 2. EGC, Jakarta.
- Varney, Kriebs, Gegor. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. EGC, Jakarta.