Kelainan Air Ketuban (Polihidramnion dan Oligohidramnion)

Oleh: Gita Kostania

Jumlah cairan amnion yang normal akan meningkat selama kehamilan dari hanya beberapa millimeter sampai kira-kira satu liter pada usia kehamilan 38 minggu. Setelah itu, jumlah ini akan berkurng hingga sekitar 800 mL pada kehamilan cukup bulan. Cairn amnion bersifat tidak statis, air yang merupakan bagian terbesarnya diganti setiap jam dan zat yang terlarut di dalamnya diganti setiap tiga jam. Pada beberapa kasus, jumlah cairan amnion dapat menjadi lebih sedikit dari normal (oligohidramnion), maupun lebih banyak dari yang normal (polihidramnion/hidramnion).

A. Polihidramnion

Insidensi hidramnion dijumpai pada sekitar satu persen dari semua kehamilan. Diagnosis polihidramnion/ hidramnion ditentukan dari pemeriksaan USG. Batasan hidramnion adalah apabila volume cairan ketuban melebihi 2000 mL. Hidrmnion ringan apabila lebih dari 2000 mL, Sedangkan hidramnion sedang apabila lebih dari 3000 mL. Diagnosis klinis sulit ditegakkan, dan cukup bervariasi dengan menggunakan pengukuran yang berbeda-beda. Untuk itu pemeriksaan USG dapat dibantu dengan pemeriksaan pengukuran lingkar perut menggunakan medline.

Tanda dan gejala hidramnion: ibu hamil bisanya mengeluh sesak nafas dan ketidaknyamanan pada daerah perut. Apabila hidramnion terjadi secara akut, maka ibu akan mengalami nyeri abdomen yang berat. Kondisi ini dapat memperburuk berbagai gejala yang berhubungan dengan kehamilan, seperti indigesti, nyeri ulu hati, dan konstipasi. Edema dan varices vulva serta ekstrimitas bawah juga dapat terjadi. Pada saat pemeriksaan inspeksi abdomen: uterus berukuran lebih besar dari usia gestasi yang seharusnya, dan berbentuk globular. Kulit abdomen tampak tegang dan mengkilat dengan striae gravidarum dan pembuluh darah supervisial yang terlihat jelas. Pada pemeriksaan palpasi: uterus terasa keras dan sulit untuk meraba bagian janin, tetapi kemungkinan janin dapat diraba di antara kedua tangan. Getaran cairan dapat dirasakan dengan meletakkan satu tangan pada satu sisi lainnya dengan jari. Gelombang cairan akan bergerak dari sisi yang diketuk dan dirasakan pada tangan lainnya. Pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin mungkin akan sulit dilakukan jika jumlah cairan yang ada menyebabkan janin berpindah menjauh dari letak stetokop/Doppler.

Derajat hidramnion dan prognosisnya berkaitan dengan penyebabnya. Penyebab hidramnion meliputi: atresia esophagus, defek tuba neuralis terbuka, kehamilan kembar terutama pada kasus kembar monozigot, diabetes mellitus maternal, pada kasus yang jarang berhubungan dengan isoimunisasi Rhesus, korioangioma (tumor yang jarang ditemukan pada placenta), dan pada banyak kasus penyebabnya tidak diketahui.

Polihidramnion kronis terjadi secara bertahap, biasanya dimulai pada usia kehamilan kira-kira 30 minggu. Tipe ini yang paling sering terjadi. Sedangkan polihidramnion akut jarang terjadi. Tipe ini terjadi pada 20 minggu kehamilan dan muncul dengan sangat tiba-tiba. Uterus mencapai sifisternum dalam 3-4 hari. Tipe ini berhubungan dengan kembar monozigotik atau abnormalitas janin yang parah.

Hidramnion dapat menyebabkan komplikasi maternal-perinatal: obstruksi uterik maternal, peningkatan mobilitas janin yang mengakibatkan letak janin tidak stabil dan malpresentasi, presentasi dan prolapse tali pusat, ketuban pecah dini, solusio placenta saat ketuban pecah, kelahiran premature, meningkatkan insiden section sesarea, perdarahan pascapartum, dan peningkatan angka kematian perinatal.

Jika memungkinkan, penyebab hidramnion pada ibu hamil harus ditentukan. Ibu hamil yang mengalami hidramnion dapat dirujuk ke unit konsultan kebidanan. Asuhan selanjutnya akan bergantung pada kondisi ibu dan janin, penyebab, derajat hidramnion, serta tahapan kehamilan (umur kehamilan). Hidrmnion ringan yang asimtomatik tidak langsung ditangani. Ibu yang mengalami hidramnion ringan biasanya tidak rirawat di rumah sakit, namun harus segera ke rumah sakit apabila mengalami pecah ketuban. Ibu harus dianjurkan istirahat yang cukup, dan hindari stress psikologis. Ibu membutuhkan penjelasan lengkap tentang kondisinya dan dukungan psikologis dari tenaga kesehatan yang merawatnya. Pada ibu hamil yang mengalami hidramnion asimtomatik, posisi tegak akan membantu mengurangi sesak nafas dan dapat diberikan antacid untuk mengurangi nyeri ulu hati dan mual. Jika gejala memburuk, kehamilan dapat diakhiri dengan memberikan induksi persalinan.

 Gambar 1. Gambaran Terjadinya Polihidramnion/Hidramnion

(Volume Cairan Amnion 5500 mL)

Polihidramnion 5500ml - Copy

B. Oligohidramnion

Oligohidramnion adalah suatu kelainan cairan ketuban dimana jumlah cairan ketuban/amnion yang terlalu sedikit. Jumlah cairan amnion pada kehamilan cukup bulan sekitar 300-500 mL. Saat didiagnosis pada pertengahan kehamilan, kelainan ini sering berkaitan dengan agenesis renal (tidak adanya ginjal) atau sindrom Potter, yaitu bayi yang menderita hypoplasia pulmoner. Jika terdiagnosis sebelum kehamilan 37 minggu, hal ini kemungkinan berkaitan dengan abnormalitas janin atau ketuban pecah dini yang menyebabkan cairan amnion gagal berakumulasi kembali.

Jumlah cairan aminon yang terlalu sedikit dapat berakibat pada kurangnya ruang intauterin, dan jika terjadi pada waktu yang lama akan menyebabkan deformitas kompresi. Wajah bayi akan tampak seperti terjepit, hidung rata, mikrognatia (deformitas rahang), dan kulit bayi akan terlihat kering dan kasar. Kejadian oligohidramnion kadang dijumpai pada kehamilan lebih bulan, dan diyakini berkaitan dengan insufisiensi placenta. Jika fungsi placenta berkurang, perfusi ke sistem organ janin juga akan berkurang, termasuk ke ginjal. Penurunan pembentukan urin janin menyebabkan oligohidramnion karena komponen utama cairan amnion adalah urin janin.

Keadaan lain yang berkaitan dengan oligohidramnion; a) pada janin: kelainan kromosom, hambatan pertumbuhan, kematian, kehamilan posterm; b) pada placenta: solusio placenta, transfuse antar-kembar; c) pada ibu: hipertensi, preeklamsi, diabetes dalam kehamilan; d) pengaruh obat: inhibitor prostaglandin sintase, inhibitor enzim pengubah angiotensin.

Tanda dan gejala oligohidramnion adalah, pada saat inspeksi uterus terlihat lebih kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya. Ibu yang sebelumnya pernah hamil dan normal, akan mengeluhkan adanya penurunan gerakan janin. Saat dilakukan palpasi abdomen, uterus akan teraba lebih kecil dari ukuran normal dan bagian-bagian janin mudah diraba. Presentasi bokong dapat terjadi. Pemeriksaan auskultasi normal.

Wanita hamil yang dicurigai mengalami oligohidramnion, dilakukan pemeriksaan USG untuk memperkirakan jumlah cairan amnion, dan memastikan diagnosis oligohidramnion. Jika anomaly janin tidak dianggap mematikan atau penyebab oligohidramnion tidak diketahui, amnio-infusi profilaktik dengan salin normal, Ringer laktat, atau glukosa 5% dapat dilakukan untuk mencegah deformitas kompresi dan penyakit paru hipoplastik, dan juga untuk memperpanjang usia kehamilan.

Referensi:

  1. Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.
  2. Cunningham, et.al. 2006. Obstetric Williams, edisi 21, volume 2. EGC, Jakarta.
  3. Cunningham, et.al. 2010. E-book Williams Obstetrics, edisi 23. The Mc Graw-Hill Companies, USA.
  4. Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta.
  5. Mochtar. 2002. Synopsis Obstetri, edisi 2. EGC, Jakarta.
  6. Varney, Kriebs, Gegor. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. EGC, Jakarta.

Tulis komentar