Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja yang merupakan akibat perilaku seksual baik disengaja (sudah menikah) atau tidak disengaja (belum menikah). Kehamilan remaja disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
> Factor agama dan iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama sejak dini dan tipisnya iman remaja, akan berdampak pada terjerumusnya remaja pada pergaulan bebas.
> Factor lingkungan
- Orang tua –> Peran orang tua dalam keluarga, terutama perkembangan anak/remaja, sangat penting. Peran dan perhatian orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan mental anak. Perhatian, cinta dan kasih sayang orang tua sangat dibutuhkan anak pada masa remaja, yang mana pada masa ini remaja sedang mencari jati dirinya. Sehingga apabila anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, anak mencari sosok pengganti yang dapat memberikan perhatian dan kasih sayang seperti yang anak harapkan.
- Pendidikan seks yang kurang dari orang tua dan keluarga –>Komunikasi yang lebih terbuka antara anak dan orang tua, dapat berperan penting dalam pemantauan perilaku anak di masyarakat. Informasi yang cukup tentang seksualitas yang anak dapatkan dari orang tua, dapat meminimalisasi keingintahuan anak untuk mengakses informasi di luar rumah ( internet, media cetak, teman sebaya, maupun pacar ).
- Teman, tetangga dan media –>Pergaulan yang salah dan penyalahgunaan media dapat menyebabkan perubahan pola pikir pada remaja tentang seks, sehingga menreka menganggap bahwa seks pranikah adalah suatu hal yang lazim.
> Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat
Dengan adanya kemajuan di bidang IPTEK, memudahkan remaja untuk mengakses informasi tentang seks. Apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat, maka dapat membuat para remaja terjerumus dalam pergaulan yang salah, yang dapat mengarah pada pergaulan bebas.
> Minimnya pengetahuan dan rasa ingin tahu yang berlebihan
Pengetahuan tentang seksualitas yang minim atau setengah-setengah, dapat menyebabkan meningkatnya rasa keingintahuan pada remaja. Sehingga hal ini mendorong remaja untuk mencari informasi tentang seksualitas dari sumber-sumber yang mudah mereka dapatkan, seperti : teman sebaya, buku, majalah, internet, video, dll. Rasa keingintahuan yang besar juga dapat menjadi stimulus remaja untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah. Pengetahuan yang minim tentang kehamilan pada remaja dan infeksi menular seksual, mengakibatkan seks yang tidak aman serta terjadinya kehamilan remaja.
> Perubahan zaman
System nilai dan moralitas dapat berubah seiring dengan perubahan zaman. Hal ini juga berdampak pada persepsi remaja tentang pergaulan. Sebagian remaja menganggap bahwa pergaulan bebas merupakan suatu hal wajar, karena sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagian remaja menganggap bahwa trend berpacaran adalah suatu hal yang normal, seks di luar nikah bukan suatu hal yang tabu untuk dilakukan. Persepsi yang salah tentang seks inilah yang akhirnya menjadikan kehamilan pada remaja semakin tahun jumlahnya semakin meningkat.
> Usia pubertas yang semakin cepat
Pubertas mengakibatkan perubahan kadar hormone, dan mengakibatkan meninggatnya kadar hormone seksual. Peningkatan usia pubertas apabila tidak diimbangi dengan penyaluran seksual yang tepat, mka akan berakibat pada seks dini dan kehamilan usia dini.
Kehamilan pada remaja, terutama pada kasus hehamilan yang tidak disengaja, akan menimbulkan beberapa dampak, yaitu:
Psikologis
- Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari teman, keluarga atau lingkungan masyarakat
- Tersisih dari pergaulan, karena dianggap belum mampu membawa diri
- Remaja yang masih sekolah akan putus sekolah, dan yang sudah bekerja terancam kehilangan pekerjaannya –> putus asa kerena kehamilannya mengancam masa depannya.
Fisik
- Kehamilan remaja berisiko à kematian ibu, preeklamsi-eklamsi, anemia, BBLR, abortus, kelahiran preterm dan kematian bayi.
- Kehamilan disertai infeksi menular seksual
- Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis
- Janin dapat mengalami kelainan congenital
- Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi dibanding pada usia reproduksi sehat ( 20 – 35 tahun ).
Apabila direnungkan kembali, kehamilan remaja lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan daripada dampak positifnya. Untuk mencegah terjadinya kehamilan remaja, maka upaya yang dilakukan adalah :
- Tidak melakukan aktifitas seksual sebelum menikah
- Melakukan kegiatan positif
- Menghindari perilaku seks bebas
- Meningkatkan iman dan taqwa
- Bagi remaja yang sudah menikah, menunda kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja, upaya yang dilakukan adalah:
Sebelum terjadi kehamilan
- Menjaga kesehatan reproduksinya dengan aman
- Menghindari seks bebas
- Menghindari multipartnerseks
- Pendidikan seksual sejak dini
- Meningkatkan iman dan taqwa
- Mengunakan alkon darurat
Setelah terjadi kehamilan
- Membiarkan janin tetap hidup sampai lahir
- Menikahkan remaja yang hamil
- Remaja diperbolehkan merawat anaknya
- Dapat dilakukan terminasi kehamilan pada kasus-kasus tertentu.
Sekiranya dengan tulisan ini, semoga kehamilan remaja dan ataupun hubungan seksual pada remaja (konteks: seks diluar nikah), dapat menurunkan angka kejadiannya. Setidaknya sebagai remaja, tetap menjaga identitas ketimuran, dan menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, agar hal tersebut tidak terjadi pada diri kita, ataupun saudara-saudara kita dan masyarakat luas pada umumnya.
assalamualaikum kak.. postingannya bermanfaat sekali 🙂 kalau boleh tau referensi nya dari mana ya? kebetulan saya sedang mencari referensi untuk tugas kuliah mengenai kehamilan remaja..
iyah kak,,refrensinya mana yah