Asuhan Sayang Ibu Kala II Persalinan

Oleh: Gita Kostania

Bentuk-bentuk asuhan sayang ibu pada kala 2 persalinan meliputi :

  1. Pendampingan keluarga –> selama proses persalinan berlangsung, ibu membutuhkan pendamping dari keluarga (suami, orang tua, atau kerabat yang disayangi ibu). Bidan bertugas memfasilitasi pendampingan keluarga, agar dapat mewujudkan persalinan yang lancar.
  2. Melibatkan keluarga –> dalam memberikan asuhan kebidanan selama proses persalinan, keterlibatan keluarga dibutuhkan, misalnya dalam hal: berganti posisi, teman bicara, melakukan rangsangan, memberi makan dan minum, membantu mengatasi rasa nyeri (pijat lumbal/pinggang belakang). Bidan bertugas memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam setiap asuhan.
  3. KIE proses persalinan –> dalam asuhan sayang ibu, bidan berkewajiban memberikan informasi mengenai proses persalinan atau kelahiran janin pada ibu dan keluarga. Hal ini bertujuan agar ibu dan keluarga kooperatif dan dapat mengurangi tingkat kecemasan. Pada setiap tindakan yang akan dilakukan, bidan harus selalu menginformasikan pada ibu dan keluarga, serta memberikan kesempatan bertanya tentang apapun yang dirasa belum jelas, kemudian bidan wajib memberikan penjelasan dengan baik. Setiap hasil tindakan/pemeriksaan, bidan menginformasikan kepada ibu dan keluarga.
  4. Dukungan psikologis –> dukungan psikologis dapat diberikan dengan bimbingan persalinan dan menawarkan bantuan/pertolongan pada ibu dan keluarga. Bidan memberikan kenyamanan, dan berusaha menenangkan hati ibu dalam menghadapi dan menjkalani proses persalinan. Bidan juga memberikan perhatian agar dapat mengurangi tingkat ketegangan/kecemasan, sehingga dapat membantu kelancaran proses persalinan.
  5. Membantu ibu memilih posisi persalinan –> posisi persalinan dibedakan menjadi dua, yaitu posisi persalinan kala 1 dan posisi persalinan kala 2. Posisi persalinan yang tepat (kala 1 dan kala 2), dapat mengurangi tingkat nyeri dan meningkatkan kenyamanan ibu.
  6. Pemberian nutrisi (makan dan minum) –> bidan perlu memperhatikan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan nutrisi ibu bersalin. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan kala 2 memanjang. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang penting, yang dapat berpengaruh pada kontraksi uterus dan kemanjuan persalinan.
  7. Cara meneran/mengejan –> bidan mulai memimpin ibu untuk mengejan saat pembukaan sudah lengkap dan sudah ada dorongan meneran dari ibu. Memimpin meneran dengan benar dan memperhatikan respon ibu, merupakan bentuk asuhan sayang ibu. Bidan tidak diperkenankan meminta ibu untuk secara terus-menerus meneran tanpa mengambil nafas saat meneran (tidak diperkenankan memimpin meneran sambil menyuruh ibu menahan nafas). Bidan sebaiknya menyarankan ibu untuk beristirahat dalam waktu relaksasi kontraksi (diantara dua his). Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghindari resiko asfiksia karena suply oksigen ke janin melalui placenta berkurang.

Tulis komentar